Renungkan..

Aku baru saja pulang, beberapa menit yang lalu ( mencari literature untuk tugas).
Ada sedikit kejadian yang ingin kuceritakan….
Sepulang dari toko buku, kendaraan jurusan malalayang yang ku tumpangi lewat melintasi kawasan “mantos”,. Seperti biasa, macet.. apalagi sampai menunggu penumpang..
Tak sengaja ku melihat ke sebelah kiri.. dan… ada seorang Bapak (tidak terlalu tua) mengenakan kaos kuning dan celana panjang sedang berjongkok tepat di sebelah tempat sampah. “apa yang dilakukannya? Mungkin memungut sampah” begitulah yang terlintas di pikiranku. Namun kuperhatikan lagi dari balik jendela… astagfirullah, bukan sekedar memungut sampah, tapi… makan. Ya, beliau sedang makan! Memakan sisa makanan yang ada di dalam tempat sampah itu. Ada rambutan dan nasi bungkus yang sudah tercampur dengan sampah lainnya. Beliau memilah kemudian memakannya.
Melihat kejadian itu…
Apa yang harus kita lakukan? Tanggung jawab siapa akan semua ini? Pemerintah? Konglomerat? Atau mungkin tanggung jawab kita semua? Bukankah kita tidak boleh tidur ketika ada tetangga yang kelaparan? Lantas bagaimana dengan Bapak itu? Dan saudara – saudara kita yang lain yang mengalami hal yang sama atau bahkan lebih parah dari yang ku ceritakan?
Bagaimana dengan kita? Terkadang ada ucapan:
“Malas makan, lagi gak selera..”
“Nasinya keras ya?”
“Ikannya kepedesan, sayurnya asin lagi”
Astagfirullah… padahal di luar sana masih banyak yang kelaparan, yang menangis karena tak mendapat sesuap nasi……………
Alhamdulillah, masih memiliki kesehatan dan tidak kurang apapun, sementara di luar sana tak sedikit bayi lahir yang tubuhnya tidak lengkap…
Alhamdulillah, masih memiliki keluarga, sementara di luar sana tak sedikit anak yang hidup sebatang kara bahkan tak tahu siapa orang tuanya..
Alhamdulillah, masih bisa kuliah, sementara di luar sana betapa banyak saudara kita yang tak memilki kesempatan mengenyam pendidikan…
Alhamdulillah, masih memiliki rumah yang nyaman ( meski numpang sama ortu ), sementara di luar sana, tak sedikit saudara kita yang tidur beralaskan bumi beratap langit…
Alhamdulillah, di beri kesempatan merasakan indahnya berukhuwah, sementara di luar sana, betapa banyak orang yang merasa hidupnya hampa karena tak punya sahabat selain kepentingan…
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah………….
Masih banyak nikmat yang diberikanNya,, bahkan jika pohon di jadikan pena dan laut dijadikan tinta, tak akan cukup tuk menuliskan semua nikmat yang di berikanNya…
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Semoga kita termasuk orang – orang yang bersyukur…..

Manado, 26 feb 2010

Pesan untukmu juga untukku..

Renungkan,,
Berapa banyak orang yang “jatuh” karena kecewa,
Berapa banyak orang yang “gagal” karena putus asa,
Berapa banyak orang yang hidupnya “sempit” karena tak bersyukur,
Berapa banyak orang yang “resah” karena tak ikhlas,
Namun renungkan juga,,
Berapa banyak orang yang “bangkit” karena optimis,
Berapa banyak orang yang hidupnya “lapang” karena bersyukur,
Berapa banyak orang yang “tenang” karena ikhlas. .

Ya, ikhlas..
Satu kata berjuta makna terkandung..
Jika kita mencintai, maka cintailah dengan ikhlas yang dengannya adalah cinta tanpa syarat..
Jika kita berkorban, maka berkorbanlah dengan cinta dan ikhlas yang dengannya tak berharap pamrih,,
Jika kita berdakwah, maka berdakwahlah dengan pengorbanan, cinta dan ikhlas yang dengannya tiada jenuh menggoda tuk berhenti bahkan keluar dari menyeru kepada kebajikan..
Bukankah Allah menjanjikan surga?
Yang begitu indah..
Lantas mengapa kau masih meragukannya?? Mengapa kau takut mengatakan kebenaran dan keadilan di muka bumi ini??..
Saudariku,,
Sesuatu yang baik hanya dapat kau beli dengan kebaikan pula..
Jangan pernah ragu dengan dengan janjiNya..

Suatu ketika,, kecewa melanda..
Mengapa?? Semua itu terjadi karena kau sandarkan harapan pada manusia yang tentunya tak luput dari kesalahan..
Mengapa tak kau berikan sepenuhnya harapmu pada ilahi Rabbi, yang maha mendengar, maha melihat dan maha mengetahui yang terbaik untukmu??
Mengapakah meresahkan sesuatu yang belum pasti?
Mengapa ? mengapa ? mengapa ?
Lantas harus bagaimana??
Mulai saat ini,, berjanjilah..
Berjanji tuk memberikan yang terbaik untuk diri, keluarga, masyarakat, Negara dan bahkan dunia..
Menjadikan dakwah sebagai laku utama, dialah visi, dialah misi, dialah obsesi, dialah yang menggelayuti di setiap nafas, dialah yang mengantarkan jiwa – jiwa ini kepada Ridho Ilahi..
Jangan lupa bahwa kita memiliki tugas besar,,
Membina angkatan mujahid..
Berjanjilah..
Tuk sepenuhnya berharap padaNya,,
Ingat bahwa Allah sesuai prasangka hambanya..
Maka berharaplah padaNya dan berprasangka baiklah bahwa Allah kan memberikan yang terbaik untuk hambanya yang mencintaiNya..
“jika engkau mendekat dengan sehasta maka Allah mendekat sedepa,
Jika engkau mendekat dengan sedepa maka allah mendekat sejengkal,
Jika engkau mendekat dengan berjalan maka Allah mendekat dengan berlari..”
Berjanjilah..
Tuk menjaga kesucian diri ini untuknya yang halal suatu saat nanti,,
Usah kau resahkan siapa pangeran itu, seperti apa rupanya, apakah ia baik ataukah kurang baik,,
Karena semua itu kembali padamu.. jika engkau baik maka kau pun akan mendapat yang baik pula..
Itu janji Allah..
Jagalah hati ini hanya untuknya, yang berhak menerimanya..
Jangan kau nodai dengan cinta yang belum halal, karena itu hanyalah cinta semu..
Yang mungkin hanya sesaat kau rasa dan tak kan abadi..
Dan yang mungkin tak di ridhoNya juga membuatNya cemburu..
Jalanilah hidup ini sesuai syariat maka kau kan bahagia dan resah tak kan melanda karena kau memiliki cinta sejati..

Semoga bermanfaat bagi diri ini dan engkau saudariku..

PILIHAN..

PILIHAN..
Hidup ini selalu dan akan setiap waktu diperhadapkan oleh sebuah pilihan..
Baik memilih, dipilih ataupun terpilih semua bermuara pada satu kata yakni “pilihan”..
Ketika akan lahir saja kita sudah berhadapan dengan pilihan, yakni kita yang lahir sudah mengalahkan berjuta sel telur lain yang ada di rahim ibu. Dan inilah kita, sel yang “terpilih” untuk terlahir.. namun bukan sekedar “numpang lewat” di dunia, melainkan dilahirkan untuk beribadah, menjadi khalifah dan.. da’I,, right? 
Jika ketika lahir kita ‘terpilih’, maka setelah beranjak dewasa kita harus ‘memilih’..
Memilih apakah menjadi baik atau buruk, sukses atau gagal,rajin atau malas, dan masih banyak lain. Sobat, kita harus hati – hati dalam memilih, mengapa? Karena seringkali sesuatu yang buruk itu terlihat begitu indah sehingga kita terjebak dan salah memilih. Misalnya, bagi sebagian orang narkoba itu enak, menyenangkan mereka pun memilih untuk menjadi langganan dan menikmatinya, bagi mereka itulah pilihan yang tepat. Bukankah neraka itu dikelilingi oleh sesuatu yang secara kasat mata menyenangkan? Gak perlu capek2 bangun malam, kerja keras dan lain lain. Namun sebaliknya surgapun sepertinya tidak menyenangkan, kita harus shalat tepat waktu, ikhlas, sabar, de el el. Sehingga kebanyakan orang lebih ‘memilih’ yang menyenangkan meskipun tanpa disadari kesenangan yang dipilih itu semu, hanya sesaat dan tak abadi…
Sobat muslim, bagaimana dengan masa depan yang tak pasti? Bagaimana kita menghadapinya, untuk kemudian tiada penyesalan? Lagi2 kita harus ‘memilih’. Ketahuilah bahwa pilihan kita sekarang akan menentukan masa depan kita akan seperti apa. Kalau kita bermalas – malasan tidak mau kerja keras dan hanya mengaharapkan orang lain dalam menempa hidup, maka lihatlah nanti masa depannya seperti apa, kau pasti bias menebaknya?! 😀 tapi jika sekarang kita rajin, disiplin, mandiri, maka insya Allah masa depan cerah. Lihatlah Negara Jepang, dahulunya mereka Negara miskin, namun karena mereka ‘memilih’ untuk berkerja keras, disiplin, mandiri merekapun sekarang menjadi Negara maju bahkan bersaing dengan Amerika. Dan masih banyak contoh lain yang bias kamu lihat sendiri dalam realitas kehidupan. Maka mulai sekarang silakan memilih, jangan lupa libatkan Allah dalam pilihanmu. 

si kecil :)

Si “KeCiL”
Kaulah yg menemani saat – saat tugasku menumpuk,,
Kau setia menungguku hingga tugasku selesai,, bahkan seringkali kau menyanyikan nasyid2 faforitku..
Begitupun di saat ku sedih,,
Kau hadir membawa aneka cerita, dari fiksi hingga non fiksi…
Kau pun mampu memberi taujih ku,, lewat sejuta kalimat yang kau simpan dalam memorimu..
Sesekali ketika ku jenuh kau mengajakku bermain..
Akupun bebas memilih permainan apa yg ku ingin kan, dan kau pun pasti mengiyakannya..
Ketika ku rindu dengan teman2ku yg lain,, kau tak pernah cemburu,,
Bahkan kau yg menyimpan foto2 mereka dan memberikan padaku..
Aku bebas bercerita apa saja denganmu, kau selalu siap menyimak walau kadang ku kesal kau tak meresponnya..
Mmmhh,, kau begitu setia menemaniku,,
Sepanjang tahun ini..
Jadi ingat pertama kali kau hadir..
Betapa senangnya aku di beri “si kecil” tuk menemani perjuanganku..
Kakakku yg memberikannya sekitar beberapa bulan yang lalu..

Si kecil itu adalah..
Eng ing eng..
Ups, penasaran ya??
Sabaaaaaarrr..
Si kecil itulah laptopku.. berukuran kecil namun begitu banyak kontribusi bagi perjuanganku menuntut ilmu..
Hehehe… ^^