Rasa..


Butiran air yang mengkristal di ujung mata perlahan jatuh satu – satu tanpa mampu ku bending, menitikkan tetesan hangat dipipi hingga jatuh sampai ke dasar hati..
Aku menangis tanpa tahu apa sesungguhnya penyebab kesedihan ini. Inilah hati, inilah jiwa yang dipenuhi warna. Rasa memang tak perlu definisi, karena tak seorang pun mengerti apa itu kebahagiaan hakiki, apa itu kesedihan abadi. Seringkali spekulasi manusialah yang merangkai pernyataan akan sebuah definisi yang semu. Kita hanya bisa menjabarkan rasa dalam ekspresi senyum dan menangis, mungkin. Lantas bagaimana bisa semua itu terbaca dalam ekspresi yang pada kenyataannya hanya direkayasa oleh pelaku itu sendiri. Kita sering tersenyum padahal hati sedang berontak, atau sebaliknya. Terkadang logika kita pun tak bisa membedakan mana kesedihan atau kebahagiaan yang sesungguhnya karena terlalu banyak melakukan rekayasa ekspresi.
(09 Agustus 2012)

Tinggalkan komentar